Kamis, 03 Februari 2011

SEJARAH SINGKAT MESIR




Sejarah peradaban Mesir membentang sejak tahun 3200 SM, melewati lima periode:
1. Pharaonic (3200-332 SM), melewati 30 dinasti.
 Tahun 2690 SM, Piramid Cheops dibangun.
 Tahun 2650 SM, Piramid Chepren dibangun.
 Tahun 2600 SM, Piramid Mycerirtous dibangun.
 Tahun 1391-1353 SM, Temple of Luxor dibangun
2. Yunanl (332-30 SM).
 Tahun 323 SM, Kota Iskandariah dibangun.
 Tahun 282-246 SM, Pharaos Light House dibangun.
3. Romawi (30 SM – 642 M).
4. Islam (642 M – 19i4), melewati beberaua ninasti yaitu:
 Dinasti Thoulouniyah (868-905 M / 254-292 H).
 Dinasti Ikhshids (935-969 M / 323-353 H).
 Dinasti Fathimiah (969-1171 M /358-667 H). Dimasa ini didirikan Universitas AI-Azhar (21 Juni 972
 Dinasti Ayyubiyah (1171-1250 M / 567-648 H).
 Dinasti Mamalik (1250-1517 M / 648-922 H).
 Dinasti Osmani (1517-1914 M). Dimasa ini Terusan Suez pertama kali dibuka (17 November 1869).
5. Mesir Modern (1914-sekarang):
 1914, Mesir menjadi propinsi Imperium Osmani, dijadikan sebagai protektorat Inggris.
 1922, Mesir memperoleh kemerdekaan terbatas dari Inggris, dan menjadi Kerajaan Konstitusional dengan Farouk sebagai rajanya.
 23 Juli 1952, Farouk digulingkan oleh Gamaf Abdel Naser, Anwar Sadat dan Mohammad Naguib. Peristiwa ini dikenal dengan revolusi 23 Juli, yang kemudian dijadikan Hari Nasional Mesir.
 18 Juli 1953, Mesir menjadi Negara Republik, dengan Jenderal Mohammad Naguib sebagai Presiden.
 25 Februari 1954, Jenderal Mohammad Naguib digulingkan oleh Gamal Abdel Naser.
 23 Juni 1954., Gamal Abdel Naser terpilih sebagai presiden.
 29 Oktoter 1956, Inggris, Perancis dan Israel menyerang Mesir yang kemudian dikenal dengan Tripartit e Agression. .
 Oktober 1970, Gamal Abdel Naser meninggal dunia dan digantikan oleh Anwar Sadat.
 6 Oktober 1973, Mesir dan Syria menyerang Israel hingga meraih kemenangan. Perang ini dikenal dengan perang 10 Ramadhan.
 September 1978, Penandatangan Kesepakatan Perdamaian Camp David Agreement. 6 Oktober 1981, Presiden Anwar Sadat meninggal akibat penembakan.
 13 Gktober 1981, Moharnmad Hosni Mubarak dilantik sebagai Presiden dan bertahan hingga kini.
Wisata Kota Kairo
Piramida dan Sphinx
Di Mesir terdapat kurang lebih 97 Piramida yang tersebar di seantero Mesir. Piramida yang terkenal adalah 3 Piramida,yang terletak di Provinsi Giza, Piramida tersebut adalah: Piramida Cheops, Piramida Chepren dan Piramina Mycherinos.
Piramida Cheops adalah piramida terbesar yang dibangun oleh Raja Cheops pada tahun 2690 SM. Tingginya mencapai 146 M, tapi karena dimakan usia tersisa hanya 136 M. Piramida Chepren dibangun oleh Putra Raja Cheops pada tahun 2650 SM, tingginya 136 m, panjang sisinya 214 m. Lalu, Piramida Micherinous dibangun oleh Cucu Raja Cheops yang bernama Mycherinous pads tahun 2800 SM, tingginya 82 m, panjang alslnya 104 m. Sphinx adalah patung singa yang berkepala manusia. Dibangun oleh Raja Chepren pada tahun 2650 SM. Panjangnya 57 m dengan tinggi 20 meterletak sekitar <200 m dari Piramida.
Musium Nasional Mesir
Musium adalah kebanggan rakyat Mesir karena di dalamnya menyimpan peninnggalan purbakala yang tidak ternilai harganya. Bangunan ini terletak di pusat kota Kairo tepatnya di daerah Maidan Tahrir. Bangunan in dibangun oleh Raja Khediev Abbas Hilmi II pada tahun 1897 M dan dibuka untuk umum pada tahun 1902 M. Terdiri dari dua lantai, lantai dasar memamerkan patung-patung dari batu dan kayu, kuburan dan perahu yang dipakai pada masa mesir kuno.
Kemudian di lantai dua terdapat ruang mumi raja-raja diantaranya mumi Ramses II yang diyakini oleh ahli sejarah sebagai Fir’aun yang hidup pada zaman Nabi Musa.
Benteng Shalahuddin Al-Ayyubi
benteng Shalahuddin terletak di Bukit Muqattam. Dibangun oleh Shalahuddin AI-Ayyubi antara tahun 1176-1183 M. ketinggian tembok benteng mencapai 10 m dengan tebal 3 m. Benteng ini dibangun untuk mempertahankan Kota Kairo dari serangan pasukan salib.
Masjid ‘Amr bin ‘Ash
Merupakan Masjid pertama di Benua Afrika, dibangun oleh Panglima ‘Amr bin ‘Ash pada tahun 21 H/641 M. Panglima ‘Amr bin ‘Ash adalah panglima yang diutus oleh Khalifah kedua Umar bin Khattab untuk membebaskan Mesir dari penjajahan bangsa asing.
Masjid Muhammad Ali
Masjid ini terletak di dalam Benteng Shalahuddin Al-Ayyubi. Dibangun oleh Raja Muhammad Ali Pasha pada tahun 1830 m. Seluruh bahan bangunan masjid ini terdiri dari marmer yang indah sehingga masjid ini dijuluki Masjid Marmer (Allabaster Mousque). Di bagian belakang masjid terdapat kuburan Muhammad Ali Pasha.
Masjid Al-Azhar
Masjid AI-Azhar dibangun oleh Jauhar as-Siqilli atas perintah Muiz Lidinillah yang memerintah Dinasti Fatimiyah pada tahun 359 H/970 M. Masjid ini merupakan cikal-bakal Universitas Al-Azhar, karena di dalam masjid ini juga dilaksanakan proses belajar mengajar sejak tahun 975 M/365 H.
Masjid Sayyidina Hussein
Dinamakan demikian karena di dalam masjid ini terdapat makam Sayyidina Hussein, cucu Nabi Muhammad Saw. Menurut ahli sejarah, di dalam masjid ini hanya dimakamkan kepala Sayyidina Hussein, kemudia ada juga yang berpendapat bahwa jasad Sayyidina Hussein juga dimakamkan di sini, karena telah dipindahkan oleh Pemerintah Dinasti Fatimiyah dari Asqalan ke Kairo. Wallahu a’lam.
Masjid Imam Syafi’i
Masjid ini berada di kawasan Hayyu Syafi’i. Terletak di pinggiran Kota Kairo dibangun oleh Pangeran Abdurrahman Kadkhuda tahun 1157 H. Makam Imam Syafi’i berada di samping masjid ini bersebelahan dengan Makam Sultan Muhammad Kamil (Paman Shalahuddin Al-Ayyubi) dan Ibunya Malikatu Syam, serta makam temannya yang bernama Abdullah bin Hakam.
Wisata Alexandria
Perpustakaan Alexandria
Merupakan perpustakaan kebanggan Rrakyat Mesir, hingga mendapat julukan Piramida keempat. Pada mulanya perpustakaan ini didirikan oleh Alexander The Great (Iskandar yang Agung) pada tahun 228 SM mengoleksi kurang lebih 500.000 manuskrip. Namun, perpustakaan ini pernah dibakar oleh Pasukan Julius Kaisar pada tahun 48 SM hingga buku-buku di dalamnya hangus. Tapi, Mark Antonio yang datang setelah Julius Kaisar menghadiahkan 200.000 buku kepada Kleopatra (pemimpin Mesir ketika itu) yang berlanjut ke kisah cintanya.
Untuk kedua kalinya Perpustakaan ini hancur pada tahun 391 M, ketika itu pasukan Romawi menghancurkan seluruh bangunan yang di dalamnya terdapat arca dan patung, ketika itu di dalam perpustakaan juga terdapat patung dan arca-arca hingga tak luput dari keganasan tentara Romawi.
Kini, perpustakaan ini kembali berdiri kokoh dengan bentuk arsitektur yang sangat unik, berbentuk setengah matahari terbit. Dibangun sejak tahun 1990-2002 atas prakarsa pemerintah Mesir bekerjasama dengan UNESCO menghabiskan dana sebesar US$ 220 juta.
Pantai dan Taman Muntazah
Merupakan tempat peristirahatan raja-raja sebelum meletus Revolusi 23 Juli 1952. Taman ini terletak di tepi laut tengah dengan berbagai jenis bunga dan tanaman. Di dalam taman ini juga terdapat Istana Raja Farouk yang megah, terletak di tempat tertinggi dan menghadap ke laut.
Masjid Abul ‘Abbas Al-Mursi
Masjid ini berada di tepi pantai Kota Alexandria, berbentuk segi enam dan dipenuhi kaligrafi nan indah. Di dalam masjid inilah seorang Sufi pengikut tarekat Syadziliyah dimakamkan. Beliau adalah Abul ‘Abbas Al-Mursi yang lahir di Mursiah, Andalusia (kini Spanyol) tahun 616 H dan wafat pada tahun 685 H.
Benteng Qeit Bey
Merupakan benteng pertahanan untuk melindungi Kota Alexandria dari serangan luar. Dibangun oleh Sultan Qeit Bey, salah seorang Sultan Dinasti Mamalik pada tahun 1472 M. luas benteng keseluruhan sekitar dua hektar.
Published by: Cairo Travel Service Visit us at : www.cairotravelservices.com

FIR'AUN YANG DITENGGELAMKAN


(Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mendustakan ayat-ayat Tuhannya maka Kami membinasakan mereka disebabkan dosa-dosanya dan Kami Tenggelamkan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya; dan kesemuanya adalah orang-orang yang zalim.( QS Al Anfal 54).
Peradaban Mesir kuno berada dalam waktu yang sama dengan negara kota yang berada di Mesopotamia, dikenal sebagai satu diantara peradaban tertua di dunia dan dikenal dengan pengorganisasian negara dan paling maju dalam tatanan sosial dijamannya. Fakta bahwa mereka telah menemukan tulisan/huruf pada milinium 3 SM dan menggunakannnya, bahwa mereka juga memanfaatkan sungai Nil dan mereka terselamatkan dari berbagai bahaya luar dalam kaitannya dengan setting alamiah negara tersebut, nyata-nyata telah memberikan sumbangan yang besar terhadap bangsa Mesir dalam peningkatan peradaban mereka.
Namun, masyarakat yang "beradab" ini, pada masa berlakunya "pemerintahan Fir'aun (Pharaoh)" menggunakan system kafir yang disebutkan secara jelas dalam Aal qur'an dalam bahasa yang amat jelas dan lugas. Mereka bersifat congkak, angkuh dengan kebanggaan diri, mengesampingkan dan mengutuk. Dan akhirnya baik peradaban mereka yang maju, tatanan sosial politik bahkan dengan tentara yang kuat sekalipun tidak bisa menyelamatkan ketika mereka dihancurkan.
Wewenang Sang Fir'aun (Pharaoh)
Peradaban bangsa Mesir sangat mendasarkan pada kesuburan sungai Nil. Bangsa Mesir telah menetap di lembah Nil dikarenakan melimpahnya air di sungai ini dan karena mereka bisa mengolah tanah dengan persediaan air yang telah diberikan oleh sungai yang tidak tergantung kepada musim hujan. Ahli sejarah Ernest H Gombrich mengaakan dalam tulisannya bahwa Afrika sangatlah panas dan terkadang tidak pernah sama sekali turun hujan selama berbulan-bulan. Inilah sebabnya mengapa banyak daerah di benua yang besar ini sangat luar biasa keringnya. Bagian-bagian dari benua ini tertutup oleh lautan pasir yang sangat luas. Di kedua sisi sungai Nil juga tertutup oleh pasir dan di Mesir sendiripun jarang terjadi hujan. Namun di negeri ini hujan tidaklah terlalu dibutuhkan karena sungai Nil yang mengalir melintas ditengah-tengah seluruh negara .1
Jadi siapapun yang nenguasai sungai Nil yang sangtlah penting tersebut maka dialah yang bisa menguasai asset terbesar perdagangan dan pertanian Mesir. Pharaoh bisa melangengkan dominasinya atas Mesir dengan jalan ini.
Bentuk sungai Nil yang sempit dan memanjang di Lembah Nil tidak memungkinkan unit-tunit kependudukan yang berada disekitar sungai untuk terlalu mengembangkan wilayahnya. Itulah sebabnya bangsa Mesir lebih memilih untuk membentuk sebuah peradaban yang terdiri dari kota-kota kecil dan perkampungan daripada kota-kota besar. Faktor inilah yang memperkuat dominasi Pharaoh atas masyarakatnya.
Raja Menes dikenal sebagai pharaoh Mesir pertama yang menyatukan seluruh Mesir kuno untuk pertama kalinya dalam sejarah dalam sebuah negara persatuan kurang lebih 3000 SM. Kenyaaan bahwa istilah "Pharaoh " asal usulnya merujuk pada istana dimana raja Mesir berada, namun pada saat itu menjadi gelar dari raja-raja Mesir. Inilah sebabnya mengapa raja yang memerintah Mesir kuno mulai disebut " Pharaoh".
Sebagai pemilik, pengatur dan penguasa dari seluruh negara dan wilayah-wilayahnya, maka Pharaoh diterima sebagai pengejawantahan dari dewa yang terbesar dalam kepercayaan Mesir kuno yang Politheistik dan menyimpang. Administrasi dari wilayah Mesir, pembagian mereka, pendapatan mereka, singkatnya, seluruh pertanian, jasa dan produksi dalam batas-batas wilayah negara dikelola dalam kekuasan Pharaoh.
Absolutisme dalam masa kepemimpinannya telah melengkapi penguasaannya terhadap negara dengan kekuasaan yang dapat melakukan semua hal sesuai dengan keinginannnya. Tepat pada dinasti pertama kekuasaannya Menes yang menjadi raja Mesir yang berhasil menyatukan Hulu dan Hilir Mesir, Sungai Nil diserahkan kepada publik dengan menggunakan saluan-saluran air. Disamping itu seluruh produksi berada dibawah penguasaan dan seluruh produksi barang dan jasa diberikan untuk kepentingan sang raja. Rajalah yang mendistribusikan dan membagi barang dan jasa dalam proporsi yang diinginkan oleh rakyat. Hal ini tidaklah sulit bagi raja yang telah memiliki suatu kekuasaan di daeah tersebut untuk menempatkan rakyat dalam kepatuhan Raja Mesir atau yang nantinya bernama Pharaoh dan dia mengaku dirinya sebagai Makhluk suci yang memegang kekuasan yang besar dan mencakupi semua kebutuhan rakyatnya dan ia mengubah dirinya menjadi tuhan. Para Pharaoh benar-benar percaya bahwa diri mereka adalah tuhan.
Kata-kata Pharaoh (Fir'aun) disebutkan dalam al Qur'an yang digunakan dalam percakapannya dengan Musa, hal ini membuktikan bahwa mereka percaya atas ketuhanan Pharaoh. Ia mencoba mengancam Musa dengan mengatakan ;" Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan". ( QS Asy-Syu'ara 29), dan berkata Fir-aun kepada orang-orang di sekelilingnya ;" Hai Pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku". (QS Al Qashas 38).
Ia mengatakan ini semua karena menganggap dirinya adalah tuhan.
Kepercayaan relijius bangsa Mesir
kebanyakan berdasarkan kepada
pengabdian terhadap tuhan-tuhan
mereka. �Perantara� antara tuhan-
tuhan ini dengan manusia adalah para
pendeta yang merupakan bagian dari
para pemuka masyarakat.

Karena berurusan dengan ilmu magis
dan sihir, para pendeta menjadi kelas
penting yang digunakan oleh para
fir�aun untuk menjaga kepatuhan
rakyatnya.
Kepercayaan Agama
Menurut Herodotus seorang ahli sejarah, Mesir kuno adalah umat yang paling beriman di dunia. Namun agama mereka bukanlah agama yang sejati, namun merupakan sebuah bentuk politheisme yang sesat. Dan mereka tidak bisa meningalkan agama sesat mereka karena mereka orang-orang yang sangat kolot (konservatif).
Bangsa Mesir kuno sangatlah dipengaruhi oleh lingkungan alam dimana mereka hidup. Keadaan alam Mesir menjaga negara tersebut terhadap serangan dari luar secara sempurna. Mesir dikelilingi oleh gurun pasir, pegunungan dan lautan disemua sisi. Serangan mungkin dilakukan terhadap negara tersebut hanya dengan kemungkinan dua jalan, namun mereka dapat dengan mudah mempertahankan diri. Bangsa Mesir menjadi terisolasi dari dunia luar berkat faktor-faktor alam ini. Namun dengan sifat fanatik yang berlebihan sehingga bangsa Mesir memperoeh cara berpikir yang membelenggu mereka terhdap perkembangan dan hal-hal yang baru dan mereka sangatlah kolot terhadap agama mereka. Agama nenek moyang mereka yang disebutkan berkali-kali dalam Al Qur'an menjadi nilai yang paling penting bagi mereka.
Inilah sebabnya Fir'aun dan lingkungan dekatnya mengingkari Musa dan Harun ketika mengumumkan Agama Sejati dengan mengatakan ;
Mereka berkata; "Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari apa yang kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya, dan supaya kamu berdua mempunyai kekuasaan di muka bumi?, kami tidak akan mempercayai kamu berdua".(QS. Yunus: 78)
Agama/kepecayaan dari bangsa Mesir kuno dibagi ke dalam cabang-cabang, yang paling utama menjadi agama resmi negara adalah kepercayaan terhadap orang-orang dan adanya kehidupan setelah kematian.
Menurut agama resmi negara, Fir'aun (Pharaoh) adalah mahkluk suci, dia adalah pengejawantahan dari tuhan-tuhan mereka di muka bumi dan tujuannya adalah untuk menyelenggarakan keadilan dan melindungi mereka di dunia.
Kepercayaan yang berkembang luas dikalangan masyarakat sangatlah rumit dan unsur-unsur yang berbenturan dengan kepercayaan resmi negara ditekan oleh pemerintahan Fir'aun. Pada dasarnya mereka percaya kepada banyak tuhan dan tuhan ini biasanya digambarkan memiliki kepala binatang dengan tubuh manusia.
Kehidupan setelah mati merupakan bagian terpenting dalam kepercayaan bangsa Mesir. Mereka percaya bahwa roh akan terus hidup setelah jasad mati. Sesuai dengan hal ini roh-roh dari orang mati dibawa oleh malaikat-malaikat tersebut kepada tuhan sebagai hakim dan 4 saksi hakim lainnya, sebuah skala derajat tersusun dipertengahan dan jantung dari ruh/jiwa ditimbang dalam skala ini. Bagi mereka yang mati dengan timbangan kebaikan lebih banyak hidup dalam keadaan penuh dengan keindahan dan hidup dalam kebahagiaan, bagi mereka yang timbangannya lebih berat dengan kejahaan dikirim ke satu tempat dimana mereka mendapatkan siksaan yang berat. Disana mereka disiksa dalam keabadian oleh sebuah makhluk aneh yang disebut dengan "Pemakan Kematian".
Kepercayaan bangsa Mesir terhadap kehidupan di hari kemudian jelas-jelas menunjuukan paralelisme (kesamaan padangan) dengan kepercayaan monotheistik dan agama sejati (yang benar). Dan perintah-perintah suci telah mencapai peradaban Mesir kuno, namun agama ini kemudian diselewengkan dari monotheisme berubah menjadi Pholytheisme. Seperti telah diketahui bahwa para pemberi peringatan menyerukan orang-orang untuk meng-Esakan Allah dan memerintahkan mereka untuk menjadi hamba-Nya, diutus di Mesir dari masa ke masa sebagaimana mererka diutus untuk seluruh penduduk dunia pada satu waktu atau waktu yang lain. Salah satunya adalah Nabi Yusuf yang kehidupannya secara terperinci diceritakan dalam Al Qur'an. Sejarah Nabi Yusuf adalah sangat penting karena terdapat kehadiran anak-anak Israel di Mesir dan bagaimana mereka menatap disana.
Sebaliknya dalam sejarah terdapat keterangan yang menyatakan bahwa banyak orang Mesir yang menyerukan orang-orang terhadap kepercayaan -kepercayaan Monotheistik bahkan sebelum nabi Musa sekalipun, salah satu dari mereka adalah Pharaoh(Fir'aun) yang paling penting dalam sejarah Mesir, dia adalah Amenhotep IV.
Fir'aun Amenhotep IV Yang Monotheistik
Fir'aun-fir'aun Mesir pada umumnya bersifat brutal, menindas, suka berperang dan orang-orang yang bengis. Secara umum menereka mengadopsi agama politheisme Mesir dan mendewa-dewakan diri mereka sendiri melalui agama ini.
Namun terdapat seorang Fir'aun dalam sejarah Mesir yang sangat-sangat berbeda dengan yang lainnya. Fir'aun ini mempertahankan kepercayan terhadap sang pencipta Yang Tunggal dan karenanya ia mendapakan perlawanan yang sangat kuat dari para pendeta Amon, yang mereka itu mendapatkan keuntungan dari agama politheisme dan dengan beberapa prajurit yang membantu mereka, sehingga akhirnya Fir'aun itu terbunuh. Fir'aun ini adalah Amenhotep IV yang mulai berkuasa di abad XIV SM.
Ketika Fir'aun Amenhotep IV dinobatkan sebagai raja pada 1375 SM, ia menjumpai kekolotan (konservatisme) dan tradisionalisme yang telah berlangsung selama berabad-abad, sehingga susunan masyarakat dalam hubungannya dengan istana kerajaan terus berlanjut tanpa adanya perubahan. Masyarakat menutup pintu rapat-rapat terhadap peristiwa dari luar dan kemajuan agama. Konservatisme yang sangat keras ini juga dikatakan oleh para pengembara Yunani kuno sebagai diakibatkan oleh kondisi geografis alam Mesir seperti disebutkan diatas.
Sesuai dengan ketentuan Fir'aun, agama resmi menuntut kepercayaan yang tidak terbatas dalam segala hal yang lama dan tradisional. Namun Amenhotep IV tidak menyetujui agama resmi tersebut. Ahli sejarah Ernst Gombrich menulis :
Amenhotep IV melakukan banyak perubahan terhadap banyak kebiasaan yang disucikan oleh tradisi tua dan tidak ingin untuk melakukan penyembahan terhadap tuhan yang berbentuk dalam berbagai simbol yang aneh dari kaumnya. Baginya hanya satu Tuhan yang perkasa yaitu Aton, yang disembahnya dan yang diejawantahkannya dalam bentuk matahari Ia menyebut dirinya setelah tuhannya, sebagai Akhenaton, dan ia memindahkan istananya menjauh dari jangkauan para pendeta dari tuhan-tuhan yang lain ke suatu tempat yang sekarang disebut dengan El-Amarna .2
Setelah kematian ayahnya, Amenhotep IV muda mendapatkan tekanan yang hebat. Tekanan ini disebabkan oleh kenyataan bahwa ia membangun sebuah agama yang berdasarkan paham monotheisme dengan mengubah agama tradisional politheisme Mesir dan memcoba untuk melakukan perubahan-perubabahan yang radikal dalam berbagai bidang. Namun para pemimpin Thebes tidak memperbolehkannya untuk menyampaikan pesan dari agama ini. Amenhotep IV dan orang-orangnya kemudian berpindah dari kota Thebes dan bermukim di Tell-El-Amarna. Disini mereka membangun sebuah kota baru yang modern yang dinamakan "Akh-et-aton". Amenhotep IV mengubah namanya yang berarti "kesenangan/kesayangan dari sang Amon" menjadi Akh-en-aton yang berarti "Tunduk kepada sang Aton". Amon adalah nama yang diberikan untuk patung (totem) yang terbesar dalam kepercayaan politheisme bangsa Mesir. Menururt Amenhotep IV, Aton adalah "pencipta dari surga dan dunia", penyamaan nama sebutannya untuk Allah.
Merasa terganggu dengan perkembangan ini, maka para pendeta Amon ingin merenggut kekuatan Akhenaton dengan menciptakan krisis ekonomu di negaranya. Akhenaton akhirnya terbunuh dengan cara diracun oleh para komplotan yang ingnin menghancurkannya. Para Fir'aun berikutnya merasa khawatir dan merekapun tenggelam dalam pelukan pengaruh para pendea tersebut.
Setelah Akhenaton, muncullah Fir'aun yang berkuasa dengan kekuatan militer. Hal ini sekali lagi mengakibatkan tradisi lama politheisme menjadi berkembang luas dan adanya usaha untuk kembali ke masa lalu. Beberapa abad kemudian, Ramses II yang berkuasa paling lama dalam sejarah Mesir diangkat menjadi raja. Menurut banyak ahli sejarah, Ramses II adalah Fir'aun yang menyiksa Bani Israel dan berperang terhadap Nabi Musa . 3

CATATAN
1. Ernst H. Gombrich, Gençler için Kisa Bir Dünya Tarihi, (Translated into Turkish by Ahmet Mumcu from the German original script, Eine Kurze Weltgeschichte Für Junge Leser, Dumont Buchverlag, Köln, 1985), Istanbul: Inkilap Publishing House, 1997, hlm. 25
2. Ernst H. Gombrich, The Story of Art, London MCML, The Phaidon Press Ltd., hlm. 42
3. Eli Barnavi, Historical Atlas of The Jewish People, London: Hutchinson, 1992, hlm. 4; "Egypt", Encyclopedia Judaica, Vol. 6, hlm. 481 and "The Exodus and Wanderings in Sinai", Vol. 8, hlm. 575; Le Monde de la Bible, No:83, July-August 1983, hlm. 50; Le Monde de la Bible, No:102, January-February 1997, hlm. 29-32; Edward F. Wente, The Oriental Institute News and Notes, No:144, Winter 1995; Jacques Legrand, Chronicle of The World, Paris: Longman Chronicle, SA International Publishing, 1989, hlm. 68; David Ben Gurion, A Historical Atlas Of the Jewish People, New York: Windfall Book, 1974, hlm. 32   sumber : www.bangsamusnah.com
    

Selasa, 01 Februari 2011

Penggunaan Antimotilitas (Loperamid ) pada Diare Akut Akibat Infeksi

PENGGUNAAN ANTIMOTILITAS (LOPERAMIDE) PADA DIARE AKUT AKIBAT INFEKSI



Di Indonesia penyakit diare merupakan penyakit endemis dan tahunan yang biasa menyerang ketika musim hujan tiba. Hal ini disebabkan masih kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan disekitarnya sehingga ketika ada salah satu warga terkena diare akan menyebar ke warga yang lain. Di tiap-tiap kabupaten maupun provinsi dalam setahun masih ditemukan adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit diare, hal ini menggambarkan bagaimana masyarakat hidup dengan resiko terkena diare yang besar bila tidak menjaga kebersihan. Penderita diare harus segera diberikan terapi pengobatan bila dibiarkan berlanjut tanpa terapi yang benar akan berakibat fatal.
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam, yang berlangsung kurang atau paling lama 15 hari. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah. Diare terbagi menjadi 2 berdasarkan mula dan lamanya yaitu diare akut dan diare kronik. Dalam keadaan normal, tinja mengandung 60-90% air, pada diare airnya bisa mencapai lebih dari 90%.
Diare akut adalah diare yang waktu terjadinya gejala tiba-tiba dan berlangsung singkat (< 48-72 jam) disebabkan oleh infeksi (virus dan bakteri), keracunan makanan atau obat, sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 3 minggu (orang dewasa) sedangkan pada bayi dan anak 2 minggu, merupakan fase lanjut dari diare akut. Bakteri penyebab diare antara lain: Shigella, Salmonella, Campylobacter, Staphylococcus, V. cholerae serta E. Coli (ETEC dan EIEC), sedangkan virus antara lain: Adenovirus dan Rotavirus.
Secara klinis diare akut karena infeksi dibagi menjadi 2 golongan. Pertama, koleriform, dengan diare yang terutama terdiri atas cairan saja. Kedua, disentriform, pada diare didapatkan lendir kental dan kadang-kadang darah. Pasien dengan diare akut akibat infeksi akan sering mengalami mual, muntah, nyeri perut, dan demam. Kekurangan cairan akan menyebabkan pasien akan merasa haus, lidah kering, tulang pipi menonjol, kulit menjadi keriput serta suara menjadi serak. Kekurangan kalium dapat menimbulkan aritmia jantung. Perfusi ginjal dapat menurun yang menimbulkan anuria sehingga bila kekurangan cairan tak segera diatasi dapat menyebabkan dehidrasi dan nekrosis tubular akut. Tujuan pengobatan diare akibat infeksi yaitu memperbaiki kehilangan cairan dan elektrolit, menghilangkan simtom (gejala), menghilangkan penyebab utama dan menghindari terjadinya gangguan kedua.
Adapun strategi terapi diare akut akibat infeksi yaitu : rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan, pasien diberikan oralit atau ringer laktat, kemudian dilakukan identifikasi penyebab diare apakah termasuk jenis diare koleriform atau disentriform, selanjutnya dilakukan pemeriksaan penunjang yang terarah. Terapi simtomatik (gejala) salah satunya obat anti diare golongan antimotilitas dan sekresi usus dari golongan opiat salah satunya adalah Loperamide (ImodiumÒ) dan yang terakhir adalah melakukan terapi definitif dengan pemberian edukasi yang jelas sangat penting sebagai langkah pencegahan antara lain higiene perorangan, sanitasi lingkungan dan imunisasi melalui vakinasi.
Loperamide merupakan derivat difenoksilat (dan haloperidol, suatu anti psikotikum) dengan khasiat obstipasi yang 2-3 kali lebih kuat tetapi tanpa efek terhadap sistem saraf pusat (SSP) karena tidak bisa menyeberangi sawar-darah otak oleh karena itu kurang menyebabkan efek sedasi dan efek ketergantungan dibanding golongan opiat lainnya seperti difenoksilat dan kodein HCl. Loperamide mampu menormalkan keseimbangan resorpsi-sekresi dari sel-sel mukosa, yaitu memulihkan sel-sel yang berada dalam keadaan hipersekresi ke keadaan resorpsi normal kembali. Mulai kerja loperamide lebih cepat dan bertahan lebih lama.
Obat ini tidak boleh diberikan pada anak di bawah usia 2 tahun, karena fungsi hatinya belum berkembang dengan sempurna untuk dapat menguraikan obat ini, begitu pula untuk pasien dengan penyakit hati hati disarankan tidak menggunakan obat ini.
Loperamide dapat dikombinasikan dengan antibiotika (amoksisilin, fluoroquinolon, kotrimoksazol) untuk semua diare akibat infeksi bakteri atau virus kecuali infeksi Shigella, Salmonella, dan kolitis pseudomembran karena akan memperburuk diare yang diakibatkan bakteri enteroinvasif akibat perpanjangan waktu kontak antara bakteri dan epitel usus. Disamping itu loperamide juga tidak berinteraksi dengan antibiotika-antibiotika tersebut.
Obat pilihan :
Nama generik : Loperamide HCl
Nama paten : ImodiumÒ (Janssen-Cilag)
Nama dagang Indonesia : Alphamid (Alpharma), Amerol (Tempo), Antidia (Bernofarm),
Colidium (Solas), Diadium (Lapi), Imomed (Medikon), Imore
(Soho), Inamid (Nufarindo), Loremid (Meprofarm), Motilex
(Kalbe Farma), Normudal (Combiphar), Renamid (Fahrenheit).
Indikasi : untuk pengobatan diare akut dan diare kronik
Kontraindikasi : hipersensitivitas dengan loperamid, hambatan peristaltik, bayi
dan anak < 2 tahun, hindari penggunaan sebagai terapi utama
untuk disentri akut, ulseratif kolitis akut, bacterial enterocolitis
dan kolitis pseudomembran.
Bentuk sediaan : kaplet dan tablet salut selaput 2 mg.
Dosis dan aturan pakai : anak-anak : – diare akut maksimal 16 mg per hari
2-5 tahun (13-20 kg) : 1 mg 3 kali per hari
6-8 tahun (20-30 kg) : 2 mg 2 kali per hari
8-12 tahun (> 30 kg) : 2 mg 3 kali per hari
pemeliharaan : 0,1 mg/kg BB sesudah BAB
- diare kronis maksimal 4-12 mg per hari
< 5 tahun : 1 mg 4 kali per hari
> 5 tahun : 2 mg 4 kali per hari
pemeliharaan : 2 mg per hari sesudah BAB
dewasa : – diare akut, dosis awal 4 mg diikuti 2 mg
sesudah BAB maksimal 16 mg/hari,
- diare kronis dosis awal seperti diare akut
diikuti 4-8 mg/hari sesudah BAB maksimal
16 mg/hari.
Efek samping : nyeri abdominal (perut), mual, muntah, mulut kering,
mengantuk, pusing, ruam kulit, dan megakolon toksik.
Resiko khusus : pada pasien yang sedang hamil pada trimester pertama resiko
penggunaan obat ini adalah termasuk kategori C, di mana
penelitian pada wanita (manusia) belum tersedia.
Tidak direkomedasikan untuk wanita menyusui karena
loperamid dapat masuk ke jaringan payudara (susu).
Tidak boleh untuk pasien dengan kolitis ulserativ parah, karena
megakolon toksik dapat terjadi.
Anonim, 2006, MIMS, edisi bahasa Indonesia volume 7, PT Info Master, Jakarta, 28-30.
Dipiro, Josep T, 2005, Pharmacotherapy Pathophysiologic Approach, sixth edition, The McGraw-Hill Companies Inc., 677-683
Katzung, Bertram G, 2004, Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi pertama, Salemba Medika, Jakarta, 553.
Mansjoer,Arif dkk.,2001, Kapita Selekta Kedokteran, edisi ketiga jilid I, Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI, Jakarta, 500-507.
Tjay, H. T., dan Rahardja, K., 2002, Obat-obat Penting: Khasiat, Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya, Edisi V, Cetakan pertama, 781, Gramedia, Jakarta, 271-279.